Rabu, 01 Juni 2011

PEMAHAMAN AWAL TENTANG KARYA TULIS ILMIAH

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai seluk beluk karya ilmiah akan lebih baik jika kita mengetahui definisinya terlebih dahulu. Berikut beberapa definisi karya ilmiah.

A. Definisi Karya Ilmiah
1. Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi menyebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
2. Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
3. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis mengenai hasil penelitian suatu masalah berdasarkan fakta dan eksperimen yang disajikan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang telah ditentukan yang kemudian diujikan untuk mempertanggungjwabkan kefalidan karya tersebut.
Karya ilmiah, suatu tulisan yang di dalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif. Berdasarkan hal semacam ini, jelas bahwa sebuah tulisan yang disebut sebagai karya ilmiah harus memiliki persyaratan-persyaratan khusus, seperti yang disebutkan Brotowidjojo yang ditulis oleh Yunita T. Winarto Dkk, dalam bukunya Karya Ilmiah Sosial, bahwa karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menyajikan fakta secara objektif
2. Faktual, artinya dibuat berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
3. Disusun secara sistematis, artinya memiliki sistematika tertentu yang harus ditaati.
4. Bermetode, artinya disusun berdasarkan metode ilmiah tertentu.
5. Cermat dan jujur.
Disamping itu karya tulis ilmiah juga memiliki syarat-syarat khusus, diantaranya:
1. Merupakan karya yang menggunakan tulisan sebagai medianya.
2. Membahas konsep ilmu pengetahuan.
3. Disusun secara sistematis.
4. Dituangkan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Syarat-syarat tersebut mutlak harus dipenuhi, bila ada salah satu syarat yang tidak sesuai maka karya tersebut tidak disebut sebagai karya ilmiah.
Untuk memperjelas jawaban ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang ada dalam suatu penelitian, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permsalahan yang ingin dijawabnya. Untuk itu penulisan karya ilmiah harus rajin dan teliti dalam hal membaca dam mencatat konsep-konsep serta teori-teori yang mendukung karya ilmiahnya tersebut. Hal yang paling esensial dari sebuah karya tulis ilmiah adalah adanya kajian suatu ilmu atau fenomena baru yang diteliti kepustakaan dan disertai dengan pemecahan masalah tersebut.

B. Tujuan dan Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Tujuan karya tulis ilmiah diantaranya:
1. Karya ilmiah disusun dengan tujuan memecahkan masalah tertentu.
2. Karya ilmiah disusun untuk menambah pengetahuan, ilmu dan konsep pengetahuan tentang suatu pokok masalah tertentu.
3. Karya ilmiah disusun untuk membina kemampuan menulis dan berfikir ilmiah bagi penulisnya.

Disamping memiliki tujuan tertentu, karya tulis ilmiah juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah berfungsi untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis, berpikir, dan mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah.
2. Fungsi penelitian, karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan mempraktikannya dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi fungsional, karya tulis ilmiah dapat berfungsi sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, tambahan daftar pustaka, dan kepentingan praktis lapangan dalam satu displin ilmu tertentu.
4. Fungsi ekspresif adalah seseorang dapat menuangkan berbagai gagasan tertulis yang dikomunikasikan kepada pihak lain.
5. fungsi instrumental adalah bahwa menulis menjadi media bagi seseorang untuk meraih tujuan-tujuan lainnya.

C. Jenis-jenis Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni KTI sebagai laporan hasil pengkajian/penelitian, dan KTI berupa hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Keduanya dapat disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian, buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang dimuat di media masa..

Secara lebih rinci beberapa contoh jenis karya ilmiah tersebut dapat diuraikan berikut ini.
1. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan penelitian. Laporan hasil penelitian disusun berdasarkan langkah-langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saaat penelitian dilakukan. Laporan hasil penelitian memuat hal-hal yang sejak awal penelitian (proposal penelitian) disusun oleh peneliti untuk dilaporkan. Laporan hasil penelitian mencakup hal-hal berikut: pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Komponen-komponen ini merupakan hal-hal pokok dalam laporan penelitian, meskipun penyusunannya didasarkan pada gaya selingkungan setiap institusi atau lembaga.
Dengan demikian salah satu karakteristik yang harus ada dalam laporan penelitian adalah sistematika laporan yang berurutan sebagaimana dikemukakan di atas. Laporan yang demikian menunjukkan kerangka penelitian yang sistematis dan lazim digunakan dalam dunia akademik. Laporan penelitian juga harus memperhatikan aspek lainnya di luar sistematika di atas, yakni bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa Indonesia ilmiah, isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang dilakukan. Data yang dicantumkan harus objektif berdasarkan temuan dan teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian.
Menurut Soehardjono (2006) laporan penelitian harus memenuhi beberapa kriteria, yakni asli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat (adopsi pendapat pihak lain), jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran. Ilmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya, faktanya maupun analisis yang digunakannya. Konsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut. Mengingat penelitian sesungguhnya ikhtiar kita untuk menjawab persoalan melalui data dan fakta lapangan, maka hal yang harus diperhatikan adalah apa masalah penelitian, bagaimana masalah dirumuskan, metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, apa temuan penting, dan apa kesimpulan yang diperoleh. Inilah inti dilakukannya sebuah penelitian.

2. Makalah
Makalah sering diartikan sebagai sebuah karya ilmiah yang memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah. Makalah dapat dihasilkan dari sebuah penelitian, namun juga dapat dihasilkan dari hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Namun, fokus makalah harus disusun berdasarkan sebuah topik keilmuan tertentu.
Makalah dapat dikategorikan ke dalam makalah biasa (comman paper) dan makalah posisi (position paper) (UPI, 2007:5). Makalah biasa disusun para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sementara makalah posisi disusun untuk menentukan sebuah posisi keilmuan (teoretik). Makalah posisi tidak hanya mendeskripsikan masalah atau topik teoretis yang dibahas, namun juga menunjukkan di mana posisi makalah (penulis) dalam topik teoretis tersebut.

Makalah memiliki beberapa karakteritik berikut ini (UPI, 2007:5).
a. Merupakan hasil kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu bidang keilmuan;
b. Mengilustrasikan pemahaman penulisnya tentang permasalahan teoretis yang dikaji atau kemampuan penulisnya dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan bidang keilmuan;
c. Menunjukkan kemampuan pemahaman penulisnya terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan;
d. Mendemonstrasikan kemampuan penulisnya meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.
3. Kertas kerja
Kertas kerja ditulis dengan tujuan untuk melaorkan satu kegiatan tertentu yang telah dilaksanakan oleh penulisnya. Karya tulis ini biasanya ditulis oleh seorang telah melaksanakan satu kegiatan kerja tertentu, misalnya kuliah kerja nyata, praktik kerja lapangan, kerja laboratorium atau kegiatan sejenisnya. Sistematika penulisannya akan sangat bergantung pada lembaga yang menugaskan penulis untuk melakukan kegiatan tersebut.

4. Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah resmi yang membahas permasalah dalam bidang tertentu sebagai syarat penyelesaian studi akhir jenjang sarjana.

5. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi yang disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan program magister (S-2) sebagai pembuktian kemampuan mahasiswa dalam penelitian dan pembangunan ilmu dalam disiplin ilmu tertentu. Tesis memiliki karakteristik:
a. Berfokus pada kajian mengenai salah satu isu yang tercakup dalam satu ilmu tertentu.
b. Sebagai suatu bukti pengujian empirik terhadap posisi teoritis dalam suatu disiplin ilmu tertentu.
c. Berfokus pada pengujian teori yang telah ada.

6. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program doktor (S-3) sebagai bukti bahwa mahasiswa tersebut dapat melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan teori baru dalam suatu disiplin ilmu. Karakteristik disertasi:
a. Berfokus pada penemuan suatu teori baru dalam disiplin ilmu tertentu.
b. Berfokus pada pengembangan prinsip-prinsip teori yang telah ada .
c. Berisi pengembangan model-model baru yang diuji dilapangan.

7. Karya tulis ilmiah Populer
Karya tulis yang disajikan dalam sebuah media cetak atau media elektronik yang dipublikasikan pada publik. Biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang menarik agar mudah dimengerti oleh pembacanya namun tetap objektif.

8. Orasi ilmiah
Orasi ilmiah merupakan salah satuj jenis karya tulis ilmiah yang biasanya disampaikan dalam kegiatan akademik di perguruan tinggi, misalnya peresmian guru besar.

9. Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal disusun untuk kepentingan publikasi karya ilmiah penulisnya dan menentukan posisi keilmuan seseorang. Artikel jurnal ilmiah dapat disusun berdasarkan hasil sebuah penelitian atau hasil pemikiran yang disertai kajian kepustakaan yang relevan dan komprehensif. Artikel jurnal ilmiah disusun berdasarkan panduan umum penulisan artikel jurnal dan gaya selingkung yang ditetapkan oleh masing-masing pengelola jurnal.
Penulisan artikel jurnal ilmiah disusun berdasarkan sistematika: judul, penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran. Sementara itu artikel yang disusun berdasarkan hasil pemikiran disusun sebagai berikut: judul, penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, isi (terdiri atas beberapa subtopik), dan simpulan.
Prinsip utama tulisan jurnal adalah spesifik dan mendalam. Spesifik artinya tulisan yang disajikan harus memuat bidang keilmuan yang khusus, tidak bersifat umum. Oleh karena itu, penulis jurnal harus orang yang memiliki keilmuan di bidangnya. Penulis jurnal adalah seorang spesialis, bukan generalis. Mendalam berarti kajian yang disajikan harus benar-benar menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik yang dibahasnya.

10. Buku pelajaran
Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memiliki kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu Modul
11. Diktat Pelajaran
Adalah catatan tertulis suatu bidang studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah pengayaan materi pelajaran atau bidang studi yang dibahas dalam proses pembelajaran.
12. Terjemahan
Adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku atau karya tulis ilmiah asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya.
D. Bahasa Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah, yakni bahasa resmi yang digunakan dalam bidang keilmuan. Bahasa keilmuan tentu bukan bahasa pergaulan sehari-hari atau bahasa populer yang disajikan di berbagai media. Karena karya ilmiah terbatas pembaca dan medianya, maka bahasa yang digunakannya lebih terbatas pula, mungkin hanya dipahami oleh mereka yang memiliki bidang keilmuan yang sama.
Secara umum, bahasa ilmiah adalah bahasa Indonesia yang baku (resmi) dan mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Bahasa yang demikian memiliki karakteristik-karakteristik berikut.
1. kencedekiaan
Bahasa karya ilmiah harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendekia) melalui pertanyaan yang tepat.
2. lugas dan jelas
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan dalam bahasa yang memiliki makna yang jelas, tidak bertele-tele dan tidak bermakna ganda. Bahasa yang digunakan harus pasti dan memberikan kepastian kepada pembaca.
3. formal dan objektif
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara formal, baik dalam hal penggunaan kosakata, diksi, kalimat, dan sistem ejaaan yang digunakan. Objektif berarti menyajikan fakta dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada siapapun.

4. Ringkas dan padat
Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara tingkas, langsung pada sasaran yang dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang uraian tidak menentukan baik-buruknya sebuah karya tulis. Oleh karena itu, bahasa yang disajikan harus bahasa yang ringkas dan padat.

5. Konsisten
Bahasa yang konsisten adalah bahasa yang stabil dan mapan dipakai penulis, terutama dalam hal istilah atau penggunaan diksi. Konsistensi isilah dan diksi penting dalam karya ilmiah.
Aspek bahasa yang juga harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan, misalnya kesalahan penalaran atau logika yang tercermin dalam kalimat dan isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan dalam penyusunan kalimat dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan tersebut tentu harus dihindari mengingat akan berpengaruh terhadap isi karya itu dipahami para pembacanya. Kesalahan penalaran dan logika bisanya terjadi karena kurang sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan dalam kalimat dan teks tersebut.
E. Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Maxine Hairston (1986: 6) menyebutkan bahwa tulisan yang baik itu harus bersifat signifikan, jernih, ekonomis, bersifat membangun, dan gramatik (good writing is significant, clear, unifiel, economical, developed, and grammatical). Tentu ini syarat umum dalam sebuah tulisan, mengingat tulisan itu harus dibaca orang. Tulisan memang harus berkaitan (signifikan) dengan suatu permasalahan yang menarik. Kalau tidak, tulisan tersebut tidak akan dibaca. Tulisan juga harus jernh, tidak tendensius, karena unsur subjektif tidak terlalu disenangi para pembaca. Tulisan juga harus ekonomis agar pembaca tidak jenuh saat membaca. Tulisan pun harus bertatabahasa karena itu mencerminkan logika bahasa yang dipakai penulis.
Untuk mendapatkan tulisan yang baik, diperlukan strategi dan langkah-langkah penulisan karya ilmiah secara sistematis. David Nunan (1991) dalam Syihabuddin (2006) merinci tahapan dalam menulis, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi atau perbaikan tulisan. Kegiatan-kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa menulis membutuhkan proses yang berkesinambungan. Pada tahap prapenulisan, kita harus menyiapkan beberapa hal yang mendukung terciptanya tulisan, pada tahap penulisan penulis berfokus pada hasil berupa draf tulisan, dan pada saat pascapenulisan fokus penulis diarahkan pada perbaikan tulisan.
McCrimmon (1984:10) menjelaskan bahwa proses menulis terdiri atas tiga tahap, yakni perencanaan, membuat draf, dan merevisi. Perencaan berkait erat dengan bagaimana kita memulai menulis. Demikian pula, bagaimana kita menggunakan memori untuk kepentingan menulis. Membuat draf artinya membuat garisbesar tulisan. Merevisi artinya meneliti kembali tulisan agar tidak mengandung kesalahan yang membuat tulisan itu tidak baik.
Untuk mewujudkan karya tulis ilmiah yang baik. Mari kita fahami langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
a. Pemilihan tema
Merupakan langkah awal dalam penulisan karya ilmiah. Tema berarti pokok pikiran. Menentukan tema berarti menentukan langkah selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah. Syarat tema yang baik adalah bahwa tema itu harus dikuasai oleh penulis, menarik, baru dan bermanfaat.

b. Pembatasan tema
Pembatasan tema dimaksud untuk mengkerucutkan pokok pembahsan. Dengan demikian dapat meminimalisir kekaburan pokok bahasan dan lebih memfokuskan satu bahasan secara lebih terperinci.

c. Menentukan maksud dan tujuan penulisan
Seperti halnya dengan pembatasan tema, pembatasan maksud juga akan menentukan bahan dan cara mana yang diperlukan. Setelah itu menetukan tujuan penulisan karya ilmiah kegitan ini akan memberikan warna dan arah tersendiri bagi karya tulis tersebut. Tujuan penulisan biasanya berkaitan erat dengan jenis karya ilmiah yang hendak ditulis.
d. Menyusun outline (garis besar)
Outline karya tulis ilmiah adalah suatu rencana kerja yang memut garis-garis besar dari suatu karya tulis ilmiah yang akan digarap. Dengan menyusun outline penulis akan menulis karya ilmiahnya dengan runut dan sistematis. Outline bisa berupa catatan sederhana ataupun secara mendetail daan digarap dengan sangat cermat
2. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan meliputi penyusunan instrument, uji coba instrument, dan pengumpulan data. Tahap kedua ini harus dapat mengumpulkan sejumlah data yang valid dan reriabel. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data untuk memperkaya tulisan, ada beberapa cara pengumpulan data, diantaranya: studi pustaka, melakukan penelitian,melakukan wawancara, dan menyebarkan angket.
3. Tahap analisa data
Pada tahap ini data yang dikumpulkan ditinjau kembali. Ada dua cara analisa data, pertama dengan cara kualitatif: identifikasi data, klasifikasi data, analisis data, interpretasi dan pembuatan simpulan. Untuk cara kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik.
4. Tahap penyusunan draf laporan
Kerangka tulisan yang dibuat sebelumnmnya pada tahap ini mulai dikembangkan dengan menyajikan hasil studi pustaka, hasil pengumpulan data, dan simpulan yang diperoleh.
5. Tahap refising dan editing
Draf karya ilmiah yang dibuat sebaiknya diedit dan direvisi kembali untuk meminimalisir kesalahan dan melengkapi kekurangan.
6. Tahap pelaporan
Ini adalah tahap akhir yang harus ditempuh oleh seorang penul karya ilmiah. Pada tahap ini karya tulis harus dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Tahapan-tahapan diatas harus dilaksanakan dengan runut dan cermat, agar dapat menjadi karya tulis ilmiah yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
F. Sistematika Karya Tulis Ilmiah
Setiap jenis karya tulis ilmiah memiliki sistematika yang berbeda tergantung pada fokus kajian dan kekomprehensifan kajian tersebut. Berikut gambaran umum sistematika penyusunan karya tulis ilmiah.
1. Bagian pembuka
Bagian ini merupakan bagian paling awal dalam sebuah karya tulis ilmiah. Pada bagian ini terdapat lembar judul, halaman judul, lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lambang atau singkatan. Paling sedikit lembar ini biasanya mencakup lembar judul, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian isi
Bagian ini adalah bagian inti karya ilmiah. Bagian ini secara umum memuat hal-hal seperti pendahuluan, pembahasan, dan simpulan saran. Dan biasanya terdapat subbagian-subbagian dala setiap bagiannya.
3. Bagian penutup
Bagian penutup dalam sebuah karya ilmiah merupakan bagian pelengkap yang tidak bisa dipisahkan dari bagian inti atau isi karya tulis ilmiah. Bagian penutup biasanya berisi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, dan lampiran-lampiran yang diperlukan dalam kelengkapan karya tulis ilmiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar