Sabtu, 04 Juni 2011

resume makalah PPD

RESUME
MAKALAH-MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun oleh
Gina Siti Fatonah 1005475



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Tujuh)
A. Pengertian Karakteristik Emosi
Kata emosi berasal dari Bahasa Latin yaitu emovere yang artinya bergerak menjauh. Emosi adalah pengalaman efektif yang disetai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Warna efektif ini merupakan perasaan-perasaan yang sering mewarnai hari-hari kita, seperti senang atau marah.
Menurut Hurlock (1990) individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai dengan :
1. Melakukan control diri yang bisa diterima secara rasional.
2. Pemahaman diri
3. Menggunakan kemampuan kritis mental sebelum merespon
B. Jenis dan Sifat Perkembangan
1. Jenis perkembangan
a. Perubahan dalam ukuran
b. Perubahan dalam perbandingan
c. Perubahan wujud
d. Memperoleh wujud baru (berkembangnya pola pikir seolah menemukan wujud baru atau jiwa baru yang lebih dari sebelumnya. Dan perkembangan emosi termasuk pada jenis ini).
2. Sifat perkembangan
Perkembangan kemandirian emosional tidak terlepas dari pola asuh orang tua melalui interaksi. Disamping itu pola-pola tertentu dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak dan remaja berada.

Beberapa sifat perkembangan, yaitu :
a. Perkembangan berlangsung menurut pola tertentu
b. Perkembangan berangsur dari yang umum menuju ke khusus
c. Perkembangan tidak terputus-putus
d. Perbedaan kecepatan perkembangan akan terjadi pada tiap anak
e. Perkembangan dari bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f. Sifat-sifat dalam perkembangan berhubungan satu sama lain.
g. Perkembangan dapat dikira-kira sebelumnya
h. Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
C. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
1. Berlangsung singkat dan berhenti tiba-tiba
2. Terlihat lebih hebat atu kuat
3. Bersifat sementara atau dangkal
4. Lebih sering terjadi
5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
6. Reaksi mencerminkan individualitas.
D. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
Perkembangan emosi remaja memiliki karakteristik yang khas, rasa ingin tahu yang meliap, emosi yang labil, bertindak sembrono, dan sering bertindak sekehendak hati.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam diri remaja.
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan
2. Ketidak stabilan emosi
3. Adanya perasaan kosong karena adanya perombakan pandangan dan tujuan hidup
4. Adanya sikap menentang orang tua
5. Pertentangan dalam diri sebagai pemicu pertentangan dengan orang tua
6. Kegelisahan karean keinginan yang tidak tepenuhi
7. Senang bereksperimen
8. Senang bereksplorasi
9. Banyak berefantasi ,berjhayal, dan membual
10. Kecenderungan membentuk kelompok.
E. Karakteristik Perkembangan Remaja yang Paling Bermasalah
Masa remaja merupakan masa dimana fungsi-fungsi fisik mulai menunjukan perubahan dan kematangan, seperti keadaan hormonal. Sehingga bisa menyebabkan ketertarikan pada lawan jenis (hormone neuropinephirene), dan rasa ingin lebih dari orang lain (hormone dopamine) yang semua keadaan diatas dapat memicu timbulnya konflik, bahkan penyimpangan. Seperti pelarian kepuasan dengan mengonsumsi narkotika dan free sex.

Di makalah kelompok tujuh ini tidak menerangkan mengenai kondisi-kondisi emosi dan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak dan remaja pun tidak dibahas dalam makalah ini.
Beberapa tambahan untuk makalah “Karakteristik Perkembangan Emosi Anak dan Remaja”

A. Kondisi Emosional
Kondisi emosional pada remaja sebenarnya tidak begitu jauh beda dengan keadaannya di masa kanak-kanak, namun dalam masa dewasa ini keadaannya dipengaruhi oleh stimulus yang lebih kompleks.
Beberapa kondisi emosional:
a. Cinta/kasih saying
b. Gembira
c. Kemarahan dan permusuhan
d. Ketakutan dan kecemasan
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar.
Berikut ini metode-metode belajar yang membantu perkembangan emosi:
a. Belajar dengan coba-coba
b. Belajar dengan cara meniru
c. Belajar dengan mempersamakan diri
d. Belajar melalui pengkondisian
e. Belajar dan berlatih dibawah bimbingan.























KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL KEPRIBADIAN ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Delapan)

A. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, sebelum ataupun sesudah kelahirannya, yang mencakup perubahan tingkah laku, dan kemampuan sepanjang konsep perkembangan dari mulai masakonsepsi Sampai Mati. (J.P. Chaplin Dan Ross Vastad Dkk.)
B. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
1. Sigmun Frued
a. Fase oral (0-1 th)
b. Fase anal (1-3 yh)
c. Fase fhalis (3-5/6 th)
d. Fase laten (5/6-12/13 th)
e. Fase genikal (12/13- dewasa)
C. Makna Masa Remaja
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di awali dari berakhirnya masa remaja, para pakar psikologi memisahkan masa ini, karena masa ini merupakan masa transisi, karena pada masa ini seseorang sudah tidak dianggap sebagai anak-anak, tapi keberadaannya belum begitu berpengaruh di masyarakat.
Fase-fase masa remaja:
1. Masa remaja awal
Umumnya fase ini berlangsung dalam waktu yang singkat, pada fase ini fikiran seseorang cenderung negative, baik itu motivasi ataupun prestasi, baik akademik, atletik dll.
2. Masa remaja madya
Pada masa ini sudah mulai tumbuh pada diri remaja untuk hidup, mencari nilai-nilai dalam hidup, pada masa ini seseorang haus akan puja-puji orang sekitar, ini yang mengakibatkan seseorang bekerja keras dalam mencapai prestasi.
3. Masa remaja akhir (Masa kemahasiswaan )
Masa dimana seseorang telah menemukan pendirian hidupnya,
D. Ciri-Ciri Masa Remaja
1. Masa remaja merupakan masa peralihan
2. Masa remaja merupakan usia bermasalah
3. Masa remaja adalah masamencari identitas
4. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa
5. Masa remaja ditandai dengan sifat labil, emosi goncang, ekstrim, bersemangat, dan spontan.
E. Kebutuhan Remaja
1. Kebutuhan pengendalian diri
2. Kebutuhan akan kebebasan
3. Kebutuhan rasa kekeluargaan
4. Kebutuhan akan penerimaan social
5. Kebutuhan akan penyesuaian diri
6. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai social
F. Berbagai Konflik yang Dialami Oleh Remaja
1. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan memuaskan keigninan sendiri
2. Konflik antara kebebasan dan rasa ketergantungan terhadap orang tua
3. Konflik antara kebutuhan seks dan agama serta moral
4. Konflik antara apa yang ia pelajari waktu kecil dengan keadaan nyata orang dewasa saat ini.
5. Konflik menghadapi masa depan
G. Tugas-Tugas Perkembngan Manusia
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja, diantaranya:
1. Menerima kondisi fisiknya sebgai kualitasnya.
2. Mencapai kemnadirian emosional dari orang tua
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Menemukan manusia model identitasnya.
5. Menerima diri akan kemampuan dirinya sendiri
6. Memperkuat self-control atas skala nilai
7. Mampu agar tidak kekanak-kanakan.
H. Penyimpangan atau Kenakalan Remaja
1. Seks bebas
2. Kecanduan narkotika
3. Kecanduan alcohol
4. Tauran antar remaja
5. Berkunjung ke diskotik

Beberapa factor yang menyebabkan tindak penyimpangan kenakalan remaja
1. Pola asuh orang tua yang salah
2. Keadaan lingkungan yang tidak kondusif,
3. Kondisi seseorang dalam menjalani hidup
Sebetulnya isi makalah ini tidak begitu sesuai dengan judul makalahnya, yaitu “Karakteristik Perkembangan Sosial Kepribadian Anak Dan Remaja” namun penjelasan di dalamnya tidak terfokus pada perkembangan social anak dan remaja. Penulis merekomendasikan beberapa poin di bawah ini sebagai acuan pengganti isi dari makalah kelompok delapan.
1. Pengertian Perkembangan Hubungan Social Remaja
Perkembangan hubungan social anak dan remaja berarti perkembangan seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialny, dimulai dari sejak ia lahir sampai ia dewasa. Pada awalnya manusia hanya berpusat pada egonya sendiri, seiring berjalannya waktu maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, mulai dari orang tua, keluarga utama, keluarga besar, teman sebaya, dan masyarakat luas.
2. Karakteristik Perkembangan Social Remaja
Pembahasan perkembanagn social lebih ditekankan pada kelompok usia remaja yang banyak diwujudkan dengan bentuk kelompok kecil ataupun kelompok besar.
3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Social
1. Keluarga
2. Kematangan
3. Status social ekonomi
4. Pendidikan
5. Kapasitas mental : emosi dan intelegensi
4. Pengaruh Perkembangan Social Terhadap Tingkah Laku
Pola pikir dan tingkah laku remaja tidak sepenuhnya dibentuk oleh lingkungan, kadang remaja masih bersifat egosentris, lebih mementingkan hasrta dan pemikiran dirinya sendiri dibandingkan dengan konsep orang lain.
5. Perbedaan Individu Dalam Perkembangan Social
Perbedaan individu dalam hubungannya dengan lingkungan social tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Remaja yang mulai mengembabgkan kehidupan bermasyarakat maka ia telah mempelajari pola-pola social dengan kepribadiannya.






KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MORALITAS DAN RELIGIUS ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Sembilan)
A. Karakteristik Perkembangan Moralitas Pada Anak
Tiga tingkat dan tahap karakteristik perkembngan moralitas pada anak menurut Lawrance Kohlberg, yaitu :
1. Moralitas dengan paksaan (preconventional level)
Keadaan anak yang menenal nilai baik dan buruk dengan indictor apakah hal itu memberikan rasa menyenangkan atau menyakitkan bagi fisiknya
2. Moralitas dengan aturan (conventional level)
Anak hanya akan melukan segala sesuatu yang dianggap baik oleh keluarga dan lingkungan.
3. Moralitas setelah konfensional (postconventional level)
Usaha anak untuk melakukan tuntutan moral tanpa pengaruh dari pihak luar.
B. Karakteristik Perkembangan Moralitas Pada Remaja
Mitchell mengemukakan terdapat lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu:
1. Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang kongkret,
2. Keyakinan moral lebih berpusat pada yang benar dan kurang pada yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang lebih dominan.
3. Penilaian moral jadi lebih kognitif. Mendorong remaja lebih berani menganalisis masalah moral yang dihadapinya.
4. Penilaian moral menjadi egosentris
5. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal. Penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.


C. Karakteristik Perkembangan Religious Pada Anak
Pada dasarnya perkembangan religious anak akan sangan dipengaruhi oleh keadaan religus orang tuanya dan abagaimana mereka menanamkan hal-hal religious tersebut pada anak.
Tahap perkembangan keagamaan:
1. Masa anak-anak
a. Sikap keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya
b. Pandangan ketuhanan yang antromoph (dipersonifikasikan)
c. Penghayatan secara rohaniah masih superfecial
2. Masa remaja
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian
b. Pandangan ketuhanan diterangkan secara rasional
c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam
D. Karakteristik Perkembangan Religious Pada Remaja
Perkembanagn religious pada remaja biasanya sangan didominasi oleh keadaan religiusnya di masa remaja. Perkembngan religious ini sangat penting karena dengan kepercayaan terhadap Tuhan akam mampu menyeimbangkan gejolak remaja dengan aturan Tuhan.
1. Masa remaja awal
a. Sikap negative menyebabkan remaja memandang orang-orang yang beragama secara hipokrit
b. Pandangannya terhadap Tuhan menjadi kacau karena banyak mendengar pendapat berbagai pihak
c. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic, sehingga mereka enggan melakukan kegiatan ritual
2. Masa remaja akhir
a. Sikap religious kembali karena kematangan intelektual
b. Pandangan dalam hal ketuhanan dalam konteks agama yang dianutnya
c. Penghayatan rohaniahnya kembali tenang
Terkadang remaja ingin mencari sendiri hakekat kebenaran agamanya, karena mereka ingin lebih faham atas apa yang mereka anut dan yang mereka yakini.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN KARIER ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Sepuluh)

Definisi “Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan karier Anak dan Remaja” yaitu, proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.

A. Konsep Kemandirian
Kemandirian merupakan sikap dimana seorang individu mencoba menghadapi persoalan hidup dengan menggunakan caranya sendiri tanpa ada interpensi dari pihak eksternal, dan meminimalisir bantuan dari orang lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebuah posisi dimana individu bebas mengatur hidupnya, dan menerima sendiri segala konsekuensi atas apa yang telah ia kehendaki. Sehingga seseorang bisa disebut pribadi/individu yang sepenuhnya, dalam arti mampu mengendalikan sendiri kehidupannya, baik dari aspek fisiologis dan psikologis.
B. Karakteristik Perkembangan Kemandirian Pada Anak Dan Remaja
Pendapat para ahli perkembangan yang menyatakan:
1. Perkembangan kemandirian pada remaja:
Perkembangan kemandiriannya lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya.
2. Perkembangan kemandirian pada anak;
Perkembangan kemandirian pada masa anak-anak lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri

Karakteristik Perkembangan Kemandirian Anak
1. Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan sendiri dengan menggunakan sendok.
2. Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air
3. Usia 3-4 tahun : anak mampu ke kamar mandi sendiri
4. Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu.
5. Usia 8-10 tahun :anak sudah mamapu membenahai peralatan pribadinya seperti menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti, memasaka mi instan saat orang orang tua tidak di rumah.
C. Tipe-Tipe Perkembangan Kemandirian pada Anak dan Remaja
Perlu kita kita ketahui bahwa kemandirian dilihat dari beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh Havighurst (1972), yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Intelektual
2. Aspek Sosial
3. Aspek Emosi
4. Aspek Ekonomi
Steinberg (1995 : 289) membagi kemandirian dalam tiga tipe.
1. Kemandirian Emosional
Kemandirian emosional dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengelola emosinya, seperti pemudaran ikatan emosional anak dengan orang tua.
Menurut Silverberg dan Steinberg (Steinberg, 1995 :291) ada empat aspek kemandirian emosional remaja, yang lebih ditekankan pada kemampuan remaja menganngap orang tua adalah orang dewasa pada umumnya, sejauh mana remaja mampu berdiri sendiri tanpa bantuan emosional dari orang tua.
2. Kemandirian Behavioral

Kemandirian perilaku (behavioral autonomy) merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan tanpa ada campur tangan dari orang lain. Baik dalam mengambil keputusan, tidak mudah goyah dalam pendirian dan pendapat, serta rasa percaya diri yang total.

3. Kemandirian Nilai
Kemandirian nilai (values autonomy) yang dimaksud adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk mengikuti tuntutan orang lain tentang keyakinan (belief) dalam bidang nilai. Kemandirian inilah yang paling terakhir seorang individu dapatkan.

D. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Kemandirian Anak dan Remaja
1. Gen atau keturunan orang tua.
2. Pola asuh orang tua
3. Sistem pendidikan di sekolah
4. Sistem kehidupan di masasyarakat
E. Konsep Karier
Definisi karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991).
F. Orientasi Karier Pada Anak Dan Remaja
Pendekatan karier bagi anak dan remaja bukanlah proses dimana anak dibentuk menjadi seorang yang khusus menggeluti salah satu bidang, tapi oreintasi karier pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan digelutinya kelak.
G. Karakteristik Fase Perkembangan Karier Anak dan Remaja Berdasarkan Usia
Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa mengkhayal)
2. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (sadar akan minat dan bakat yang dimiliki)
a. Sub tahap Minat (11-12 tahun biasanya hanya mengerjakan sesuatu yang sesuai minat mereka).
b. Sub tahap Kapasitas kemampuan (13-14 tahun mulai melakukan kehiatan sesuai kemampuan)
c. Sub tahap Nilai (15-16 tahunsudah mulai mengetahui pekerjaan apa yang dihargai masyarakat)
d. Sub tahap Transisi (17-18 tahun sudah mulai merencanakan karier mereka ke depannya)
3. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (tahap realistis, menyesuaikan minat dengan kemampuan)
H. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja
1. Faktor Internal (mitivasi dan kesadaran dalam diri anak)
2. Faktor Eksternal (lingkungan sekitar: keluarga, sekolah, teman sebaya)

I. Perkembangan Bahasa Anak Dan Remaja
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dapat diartikan meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik dengan lisan, tulisan, maupun menggunakan isyarat dan symbol, dalam konteks usaha seseorang agar dapat mengerti maksud orang lain dan dimengerti orang lain.


2. Karakteristik Perekembangan Bahasa Anak dan Remaja
Factor intelektual sanngat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa baru akan dimulai pada usia 6-7 tahun, disaat anak mulai bersekolah, namun prose situ sudah dimulai dari interaksi pertamanya dengan lingkungan terdekat, yaitu ibu. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Bahasa remaja banyak dipengaruhi oleh situasi lingkungannya. Seperti teman sebaya, yang interaksinya terjalin lebih intens, sehingga bahasa yang digunakan untuk berkomunikasinya pun disesuaikan dengan bahasa teman seusianya.

3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a. Umur anak
b. Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan anak
d. Status social ekonomi keluarga
e. Kondisi fisik

4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir, Perkembangan Kemandirian dan Karier


Tingkat Intelegensi





perkembangan bahasa


karier kemandirian
PERMASALAHAN ANAK SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
(Makalah Kelompok Sebelas)

A. Permasalahan Anak Dalam Pendidikan
Anak malas belajar merupakan salah satu permasalahan anak dalam pendidikan. Di bawah ini ada 2 faktor yang menyebabkan anak tersebut malas untuk belajar,yaitu:
1. Faktor intrinsik : berasal dari anak sendiri, misalnya lemahnya motivasi diri, kelelahan karena beraktifitas, dan membantu orang tua.
2. Faktor ekstrinsik : seperti sikap orang tua yang kurang perhatian, sikap guru yang apatis, terpengaruh perilaku buruk teman, suasana rumah kurang kondusif, dan sarana belajar yang kurang mendukung.

Adapun cara untuk meningkatkan minat belajar anak menurut pakar psikologis ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Mencari informasi
2. Buat kesepakatan dengan anak
3. Menciptakan disiplin
4. Menegakkan disiplin
5. Ketegasan sikap
6. Menciptakan suasana belajar yang kondusif

B. Beberapa Masalah Perkembangan Anak dan Implikasinya terhadap Pendidikan.

1. DISLEKSIA
a. Defenisi
Disleksia adalah gangguan perkembangan pada otak sejak lahir ditandai dengan ketidakmampuan belajar anak di usia sekolah dalam hal membaca dan menulis, atau ketidakmampuan belajar terutama mengenai bahasa yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata, membaca dan menulis meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, memiliki kesempatan pendidikan yang cukup serta memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal.

b. Penyebab
Kelainan otak bawaan sejak lahir disebabkan perkembangan otak pada masa janin yang mengalami hambatan/gangguan.

c. Ciri-ciri
Sulit mengingat huruf, angka, kesulitan dalam mengiramakan kata, mengenal posisi bunyi dan memisahkan kata perkata.


2. PHOBIA SOSIAL
a. Defenisi
Phobia sosial adalah gangguan perkembangan sosial anak dimana anak berada dalam kondisi irasional yaitu kecemasan yang berlebihan ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.

b. Ciri-ciri
1) Anak takut berintaraksi dengan lingkungan sosial
2) Anak enggan untuk berangkat kesekolah dan tempat-tempat keramaian.
3) Anak tidak mau berkenalan dengan teman sebaya atau orang lain, cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, cemas ketika berhadapan dengan orang lain.
4) Anak selalu menempel pada orang tua, tidak mau ditinggal di sekolah.
5) Rendahnya kepercayaan diri anak, memiliki konsep negative takut tidak di teriman di lingkungan.

c. Penyebab
1) Pola asuh yang salah sehingga perkembangan kemandirian sosialnya terhambat, misal orang tua dengan pengasuhan yang otoriter, atau overprotektif.
2) Trauma
3) Genetik/bawaan dari lahir

d. Perbedaan phobia sosial dengan anak pemalu/pencemas.
Pada anak dengan phobia sosial, dia menganggap segala perilakunya akan dinilai oleh orang lain. Pikirannya hanya terfokus pada hal tersebut sehingga membuatnya tidak mampu mengatasi rasa cemas. Sedangkan pada anak pemalu, ia hanya takut berinteraksi dengan lingkungan sosial sementara waktu, ketika sudah bisa beradaptasi, ia akan bergaul secara normal dengan teman-teman sebaya dan orang-orang disekitarnya.

3. HIPERAKTIVITAS

a. Defenisi
Hiperaktivitas adalah suatu gangguan perkembangan pada tingkat aktivitas anak, dimana anak memiliki aktivitas yang berlebihan (tinggi), ata suatu pola perilaku anak yang menyebabkan sikap anak tidak mau diam, tidak bisa focus perhatian dan impulsive (semaunya sendiri). Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak dan tidak bisa tenang.
b. Perbedaan overaktif, hiperaktif dan sindrom hiperkenetik.
1) Overaktif adalah keadaan dimana anak tidak mau diam, disebabkan karena anak kelebihan energy. Hal ini menunjukkan anak berada dalam keadaan sehat, cerdas dan penuh semangat.
2) Hiperaktif adalah keadaan dimana pola perilaku anak overaktif yang cenderung menyimpang ( tidak pada tempatnya) dan semaunya sendiri, terkadang menimbulkan kerusakan, mengganggu orang lain dan bisa membahayakan jiwa anak sendiri.
3) Sindrom hiperkenetik adalah semua bentuk aktivitas yang parah yang menyertai kelambatan dalam perkembangan psikologinya, misal dalam perkembangan bicara kikuk, kesulitan bicara.
c. Penyebab
1) Gangguan perkembangan otak pada masa janin di akibatkan keracunan kehamilan
2) Keracunan timbal yang parah pada masa kanak-kanak, menyebabkan gangguan proses perkembangan otak ditandai dengan kesulitan konsentrasi dan hiperaktif. Sumber produksi timbal yaitu batu battery,asap kendaraan, cat rumah yang sudah tua, bengkel produksi mobil bekas.
3) Infeksi Telinga, yang menyebakan lemahnya pendengaran sehingga perkembangan bahasa lamban dan perilaku menjadi hiperaktif.
4) Disfungsi neurologis, dengan gejala utama tidak bisa memusatkan perhatian.

C. Cara Mengatasi permasalahan anak
Adapun jalan keluar untuk mengatasi berbagai masalah anak dalam pendidikan tergantung dari masalah apa yang dihadapi anak, yang jelas peran guru dan orang tualah yang sangat dominan dalam pemecahan masalah anak dalam belajar.





















PERMASALAHAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
(Makalah Kelompok Duabelas)

A. Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan, bahkan dengan jalan yang kurang baik sekalipun. Dari sinilah permasalah remaja timbul.
B. Masalah yang Timbul Pada Masa Remaja
1. Perilaku Bermasalah (Problem Behavior)
Masalah yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behavior akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (Conduct Disorder)
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah perilaku menyimpang dari aturan dan norma social, seperti berlaku tidak sopan pada guru atau mempermainkan teman.
3. Perilaku Menyimpang (Behavior Disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol), biasanya remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri.
4. Kurangnya Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity disorder)
Anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif.
5. Penyesuaian Diri yang Salah (Behaviour Maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan masalah tanpa berfikir panjang. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah.
Menurut Gunarsa (1989) ada beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
C. Implikasi Masalah Remaja Dalam Pendidikan
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Namun pemecahan masalah yang paling sederhana dengan pembinaan oleh para pendidik, dalam rangka pembinaan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya:

1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja dalam masalah perkembangan fisiknya.
2. Memperhitungkan segala aspek menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersang-kutan.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan sekolah (parent teacher association).
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar