Senin, 16 Januari 2012

saranghe, oppa..!

Sumuanya berjalan begitu,,, tiba-tiba? tidak juga... aku suka karena aku mengenalnya.
berarti hanya kagum saja! iya, kah? kurasa tidak, ini berbeda.
dia seperti apa?
dia,,, itu... segalanya.
dia tampan, menawan. wajahnya mulus tanpa cela. senyumnya... hihi
tingkahnya menggelikan, kocak, tapi dia pandai memposisikan diri. Ia pandai, jenaka jalan fikirnya.strategis taktiknya. lihai berkata. pintar memperlakukan orang. singkatnya dia baik Ku yakin sering Nama Tuhan ada dalam hatinya, ia tak bisa mengelak saat disentuh, tapi akan menjaga untuk menyentuh. ringkasnya dia agamis. tak salah saat kami bingung mencari penggantinya sebagai pemimpin kami.
coba bedah otakku sekarang, pasti di setiap neuron yang ada, tertulis namanya. dengan berbagai bentuk tulisan dengan berbagai tinta berwarna. aku cemburu saat banyak gadis berebut mendekatinya, aku cemburu saat dia tertawa karena celotehan mereka. dan aku benci saat ku tau aku bukan siapa-siapa. aku hanya sekeping kisah dalam hidupnya, hanya sekeping diselembar jalan hidupnya. tak punya peran apa-apa, peran tambahan saja. sudahlah...

kemarin ku berusaha realistis, tidak etis gadis yang tak manis seperti aku ini mengharapkannya. lagi-lagi tersenyum sinis pada hati yang merasa miris. aku bertanya pada angin. salah tidak, saat aku mau memimpikannya? salah ya, jika kadang-kadang ku mencuri pandang darinnya, melihat senyumnya? tak bolehkah hati ini tergelitik saat mendengar suaranya? bahkan dag-dig-dug saat melihat bayangannya? tak boleh kan?!

tak sekali aku melihat, dan kupastikan ia inginkan seseorang, gadis cantik yang ku tak tau siapa untuk ia jadikan yang teristimewa, karena saat membaca sms ia tersenyum. tulus. dan kupastikan itu dari yang dia mau.
aku menyerah, kalah. pasrah pada kehendaknya.
karena aku hanyalah peri tak bersayap, tak terlihat olehnya walau hanya tersirat. aku ada namun tak terasa. cukup Tuhan yang tau nyanyian rinduku padanya saat berhari-hari tak bertemu, jutaan desahan pasrah untuknya, dan triliunan senyumku untuknya.cukup penduduk langit saja tahu.

sering aku berkaca. aku tak secantik siapapun, tak sepintar siapapun, tak sehebat siapapun. makanya aku hanya bisa jadi bunga rumput, ada, tapi tak untuk diapa-apakan. ada, begitu saja. saat rasa kagum ini berubah jadi suka, berkembang menjadi cinta, kembali ku tertunduk, malu. karena aku bukan apa-apa. dia hanya lewat saja.

untung aku tak diberi berani. berani untuk mengakui, aku sungguh-sunggu mengagumi. coba saja dia bisa ku hipnotis, tidur terduduk di depanku. saat dunia terlelap aku akan bicara banyak, mendakwanya dengan sadis.
"kenapa kamu jahat? tega-teganya kamu buat aku tersiksa. terajam dengan perasaan yang karena kamu! kamu lancang, berani-beraninya kamu buat ku jatuh cinta. kamu tahu apa yang rasa kagum ini buat? hah? cinta ini memaksa otakkku menggambarkan wajahmu, memaksa bibirku tersenyum saat melihatmu, buat hati ku lelah!" aku mau menangis di depannya "aku tak cantik memang, aku bukan tipe mu mungkin, ada gadis lain pastinya. tapi ku mohon... ketahuilah perasaan ini. sadarlah. aku adalah puluhan gadis lain yang mengagumimu, yang menyukaimu, munuju kejatuhan cinta padamu, dan beranjak menyayangimua..." aku berteriak... "Tolong catat ini, aku mau kau begitu padaku, melakukan yang sama padaku!" aku pun memohon."ku mohon,,, sungguh, walau ku tak tau kau suka aku,,, tapi sungguh, suka lah padaku..." dalam lelah aku berbisik...

"Saranghe, Oppa...!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar