Jumat, 18 Mei 2012

Akulah...

Ini ceritaku mengenai hal ini dan itu, mengenai cita-cita, mimpi dan cinta, mengenai perasaan, tingkah laku, gambaran diri dan pengharapan, mengenai keinginan, masa depan dan masa penghabisan... mengenai segalanya yang ku juduli AKU dan hidupku... Semua mengherankan, waktu seperti lalu begitu saja, tanpa permisi dan tak pernah mau kembali, disini ku berdiri setelah 20 tahun berlalu. mengenai memori yang telah banyak kuwarnai. aku tetap menjadi aku. aku dan masa depanku yang masih absurd dan akan kubiarkan begitu saja, biar aku bekerja dengan penasaran atas hasil yang mungkin bisa kucapai. memgenai masa depan yang entah akan Tuhan apakan. aku yang tak mau malas berdoa demi kebaikan kehidpuan di masa depan yang sangat jauh di depan, atau hanya masa depan yang depan yang dekat... dan masa depan yang abadi di ujung kehidupan alam raya nanti... aku masih ingin menari-nari, membiarkan jari-jari ini berdansa memimijit-mijit tuts keyboard. bercuap ngaler-ngidul mengenai apa saja yang terlintas dibenak. aku yang sedang jatuh cinta masih pada orang yang sama, aku dengan perasaanku yang tukang berkhianat pada dia yang masih menantikan kabar aku yang tiba-tiba menghilang, nampak seperti orang sibuk dan tertekan padahal aku hanya bosan saja dengan suasana yang terbawa dengan orang yang sama. aku yang masih galau karena adik tingkatku bercerita ia didekati pria yang kuingini. aku yang merasa kalah karena aku tak dipilih. aku yang merasa putus asa untuk menanti ia rasakan hal yang sama. aku yang merasa makin chuby. aku yang merasa tua tanpa ilmu yang bermakna. aku yang mencintai dengan penuh alasan dan membenci suka-suka aku. aku yang kemudian harus menaruh benci pada diri lain yang mungkin lebih mulia, aku yang selalu meminta dibersihkan hati dari dengki, tapi tetap bandel memelihara perasaan buruk rupa pada salah satu teman yang dua tahun pertama ini selalu sekelas. aku yang berusaha jadi yang paling mengerti masih cari muka di depan siapa saja bahwa aku peduli. padahal aku sendiri bingung apa yang sebenarnya aku perjuangkan. aku yang masih berambisi mendapat beasiswa, selain materi aku mencari bukti, bukti dalam hidup ini bahwa aku bisa dan layak menjadi apa yang kuingini, aku yang masih berusaha memompa diri bahwa semua teori yang aku pelajari dari manapun itu adalah nyata adanya. aku yang masih bersikeras bahwa semua yang kuingini bisa terjadi asal aku mencoba, aku yang selalu meminta Yang Kuasa untuk selalu menaruh mimpi dan semangatku diurutan teratas hidupku, selalu meminta untuk tekad tak merosot terdegradasi pada fluktuasi terrendah, aku yang selalu ingin menjadi.. aku yang mau tapi sering enggan... aku yang masih plinplan. aku yang masih merasa pintar, padahal nilaiku sering tak memuaskan. aku yang masih sombong mengenai aku yang terbaik padahal butuh ujian lebih untuk menyatakan itu. aku yang masih sering membaca mengenai kerja keras adalah resep terbaik menuju kesuksesan. aku yang masih belajar ikhlas untuk mendoa dengan baik bagi mereka yang aku kasihi, aku yang jatuh cintai, aku yang membenci dan segalanya. aku yang masih berjalan menuju perubahan, perubahan sikap menjadi tak terlalu berlebihan, tak terlalu kekanak-kanakan, aku mau jadi aku yang baru. aku yang mau lebih kurus, aku yang mau lebih canti tanpa bintil merah jerawat atau muka tak terawat dengan komedo. aku mau lebih cantik modis dan banyak yang suka, aku yang mau lebih dekat dengan Tuhan ku, aku yang mau membaca Al-Quran lagi, aku yang mau menjadi lebih keren dari yang lain. aku mau aku yang lebih keren. aku yang mau mengubah sangunis menjadi koleris. aku...

Senin, 23 Januari 2012

GP

Tulisan ini dimulai dengan lamunan. Baru kusadar ternyata perjalanan ini dimulai sejak dulu mereka bertanya mau jadi apa ku kelak. dan ku menjawab. Menjadi seorang pendidik dan melibatkan diri untuk kepentingan orang lain. Dan ucapan serapah ku itu menjadi. Dan disinilah aku kini...

Sejak dulu belajar dikelas, bergaul dengan buku, dan cari perhatian ke guru adalah hal paling utama yang harus kulakukan di bangku-bangku sekolah, sampai kuliah aku masih berfikiran sama, berusaha terus dapat A dan jadi pintar. dan mulai aku ingat. (aku-aku-an mulu... ga enak... Na,,) sampai pada suatu titik Na ga mau cuma jadi kutubuku yang ga pinter, Na mau jadi cerdas dan manfaat. Antiorganisasi, ga juga... dari tingkat SMA Na udah lumayan eksis di organisasi kampus. tapi ya itu,, hanya sekedar mau, tidak benar-benar sepenuh hati. rapat jarang, sering ngilang, dan kadang-kadang ada ga ada. dan mulai di Kampus Pendidikan ini aku mau mulai mendidik dir jadi lebih ga setengah-setengah, Na mau jadi bagian suatu kumpulan, tidak hanya sekedar nama dan status, tapi juga gerak Na bantu membangun karya di organisasi tersebut. Na beraZam, "Gue Mulai sekarang, dan sebelom Finis Gue ga akan berhenti, Janji!!"

masuklah aku disana, dikalangan orang-orang dengan bahasa tinggi dan mimpi-mimpi agung, membahas banyak kebijakan berbau pendidikan, bertarung dengan pemahaman miskin orang-orang pinggiran tentang sekolah dan peradaban, tentang empati pada negeri yang miskin ilmu, tentang prihatin akan minimnya gerakan perjuangan untuk pendidikan di kampus pendidikan.

Seperti biasa Na ga pernah suka dengan pengkaderan, bentakan, muka-muka senior yang sinis dan apatis. pelantikan tahap pertama aku ogah, mangkir saja. lari bukan solusi. tetap saja, syarat: mau lanjut apa jadi kacrut? awal-awal saja udah jenuh, tappi karena ga asik juga mundur begitu saja, banyak kawan Na yang masih di sana. dengan komitmen yang tak seberapa Na bilang: OK, siapa takut.
benci, geuleuh,,, ditanya tentng komitmen dan kesiapan menelan pil pahit perjuangan. bagaimana mereka (para senior) mengasah mulut mereka hingga keluar kata-kata berkelas dan cerdas, kritis mengiris logis, memaksa Na banyak berkata dan berusaha terlihat cerdas, banyak mengumbar janji yang Na rasa sendiri itu fake. Mereka mengancam, saat Na lari maka Poster dengan nama dan pernyataan kabur dari tanggung jawab harus disebar di seantero kampus. Buset dah,,, organisasi macam apa ini, penuh tuntutan, dikekang banyak dan sulit gerak. mungkin ini sudah jadi "kebiasaan", dengan mudah Na dari dulu cuma dateng, pergi, suka-suka gue. Lagi-lagi Na inget janji, ini masa bukan untuk main-main, ini masa untuk menguji diri sebarapa mempuni aku sampai bisa menjadi seseorang.
GEMA PENA. Disini Na mulai "start" mengkerenkan diri dengan segala potensi, mencerdaskan logika agar tak hanya hidup secara jenaka.
Bisa ga ya? entahlah, Na ga akan tau klo hanya bergerak ala kadarnya. dimulai sekarang, aku berjanji.
1. Belajar disiplin pada kebaikan
2. Konsisten pada kewajiban
3. Bergerak lebih serius dan Terurus
4. Belajar profesional, sekecil apapun yang Tuhan hadapkan
5. Berusaha sekuat tenaga mewujudkan poin-poin diatas tadi

apapun, pokoknya kerja,,, sepenuh hati, sebisa mungkin, sampae mati...
:D

Senin, 16 Januari 2012

saranghe, oppa..!

Sumuanya berjalan begitu,,, tiba-tiba? tidak juga... aku suka karena aku mengenalnya.
berarti hanya kagum saja! iya, kah? kurasa tidak, ini berbeda.
dia seperti apa?
dia,,, itu... segalanya.
dia tampan, menawan. wajahnya mulus tanpa cela. senyumnya... hihi
tingkahnya menggelikan, kocak, tapi dia pandai memposisikan diri. Ia pandai, jenaka jalan fikirnya.strategis taktiknya. lihai berkata. pintar memperlakukan orang. singkatnya dia baik Ku yakin sering Nama Tuhan ada dalam hatinya, ia tak bisa mengelak saat disentuh, tapi akan menjaga untuk menyentuh. ringkasnya dia agamis. tak salah saat kami bingung mencari penggantinya sebagai pemimpin kami.
coba bedah otakku sekarang, pasti di setiap neuron yang ada, tertulis namanya. dengan berbagai bentuk tulisan dengan berbagai tinta berwarna. aku cemburu saat banyak gadis berebut mendekatinya, aku cemburu saat dia tertawa karena celotehan mereka. dan aku benci saat ku tau aku bukan siapa-siapa. aku hanya sekeping kisah dalam hidupnya, hanya sekeping diselembar jalan hidupnya. tak punya peran apa-apa, peran tambahan saja. sudahlah...

kemarin ku berusaha realistis, tidak etis gadis yang tak manis seperti aku ini mengharapkannya. lagi-lagi tersenyum sinis pada hati yang merasa miris. aku bertanya pada angin. salah tidak, saat aku mau memimpikannya? salah ya, jika kadang-kadang ku mencuri pandang darinnya, melihat senyumnya? tak bolehkah hati ini tergelitik saat mendengar suaranya? bahkan dag-dig-dug saat melihat bayangannya? tak boleh kan?!

tak sekali aku melihat, dan kupastikan ia inginkan seseorang, gadis cantik yang ku tak tau siapa untuk ia jadikan yang teristimewa, karena saat membaca sms ia tersenyum. tulus. dan kupastikan itu dari yang dia mau.
aku menyerah, kalah. pasrah pada kehendaknya.
karena aku hanyalah peri tak bersayap, tak terlihat olehnya walau hanya tersirat. aku ada namun tak terasa. cukup Tuhan yang tau nyanyian rinduku padanya saat berhari-hari tak bertemu, jutaan desahan pasrah untuknya, dan triliunan senyumku untuknya.cukup penduduk langit saja tahu.

sering aku berkaca. aku tak secantik siapapun, tak sepintar siapapun, tak sehebat siapapun. makanya aku hanya bisa jadi bunga rumput, ada, tapi tak untuk diapa-apakan. ada, begitu saja. saat rasa kagum ini berubah jadi suka, berkembang menjadi cinta, kembali ku tertunduk, malu. karena aku bukan apa-apa. dia hanya lewat saja.

untung aku tak diberi berani. berani untuk mengakui, aku sungguh-sunggu mengagumi. coba saja dia bisa ku hipnotis, tidur terduduk di depanku. saat dunia terlelap aku akan bicara banyak, mendakwanya dengan sadis.
"kenapa kamu jahat? tega-teganya kamu buat aku tersiksa. terajam dengan perasaan yang karena kamu! kamu lancang, berani-beraninya kamu buat ku jatuh cinta. kamu tahu apa yang rasa kagum ini buat? hah? cinta ini memaksa otakkku menggambarkan wajahmu, memaksa bibirku tersenyum saat melihatmu, buat hati ku lelah!" aku mau menangis di depannya "aku tak cantik memang, aku bukan tipe mu mungkin, ada gadis lain pastinya. tapi ku mohon... ketahuilah perasaan ini. sadarlah. aku adalah puluhan gadis lain yang mengagumimu, yang menyukaimu, munuju kejatuhan cinta padamu, dan beranjak menyayangimua..." aku berteriak... "Tolong catat ini, aku mau kau begitu padaku, melakukan yang sama padaku!" aku pun memohon."ku mohon,,, sungguh, walau ku tak tau kau suka aku,,, tapi sungguh, suka lah padaku..." dalam lelah aku berbisik...

"Saranghe, Oppa...!"

Kamis, 09 Juni 2011

bersalah...

siapa yang salah??
mereka kah?
bukan...
anda kah?
tentu bukan...
mungkin, saya yang salah...

merasa semua tak adil, saat belum begitu iya, mereka tak berkata banyak, saat hati mulai gereget, langsung putuskan, Berhenti!!!

"maaf, tak kami restui..!"

lantas apa daya?
tak ada,,,

hanya bisa gugu tanpa protes. berulang kali mereka bilang,, ini yang terbaik, tanpa protes saya iyakan. berjuta kali mereka khawatirkan, saya bilang baik saja tulus, mungkin in iyang terbaik,,, selalu begitu dan ya,,gt,,,
dan kenyataan berbalik, sadar mereka seperti melewatkan sesuatu yang orang lain juga mencari... mereka burubah arah, saat aku mulai bisa menikmati apa yang mereka ingini sebelumnya.

"kembalilah padanya, dia yang terbaik...!!!"

betapa mudah,,, menarik ulur hati, disangkanya hati saya seperti ember dalam katrol, menggantung-gantung di tambang, bisa diisi sesukanya.
ya sudahlah,, toh mereka juga mengerti apa mau saya,,, berakhir,,,

tapi tidak bagi beliau, tidak bagi orang yang sungguhan inginkan saya, pasti dia bingung, kenapa begini, menjauh, hidup yang ia bangun dan rasa bahagia karena saya, setahun bukan waktu singkat,,, hari-hari ada,,, kemudian tiba-tiba pergi,,, bingung ya? saya pun sama, mengapa begini mudah melupakan anda...

maaffff,,, berjuta, miliaran hingga maaf yang tak terhingga saya kadokan hanya kepada anda, orang baik yang lembut hatinya,,, yang kemudian saya hancurkan lebih dari remuk,,, saya hanya akan menyalahkan saya,,, ini memang sisi iblis saya,,, meninggalkan anda begitu saja,,, lagi pula dari awal saya tak merasa pantas untuk anda, manusia yang terjaga imannya, yang pandai ilmunya, yang tulus hatinyam,,, harus berdamping dengan saya, gadis pembuat dosa, pelanggar ilmu dan penghianat orang-orang yang percaya,,, saya yang sepenuhnya salah,,,

sekarang mulai berdoa, dalam bab yang berbeda...
Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan diri dihadapanMu ku minta,,, ajarkan dia keberanian untuk bilang tidak, berikan ia yang baik dan lebih baik, berikan dia pengertian bahwa waktu akan tiba bila memang jodoh,,, berikan kesempatan kami untuk saling mengejar mimpi, saling fokus pada impian masing-masing,,, dan ampuni aku yang tak tau diri,,, ampuni,,, insan yang satu ini,,,

cukup sebagai pelangi...

izinkan saya merangkai kata, mewakilkan mulut yang tak bisa berbuat apa-apa.
dari awal, terlalu bahagia mungkin, dapatkan sosok yang nyata ada, selalu dekat. bukan hanya mata saya, beliau pun berkata iya.
fikir pertama akan seperti biasa saja, layaknya dulu, layaknya disana. dan ternyata berbeda. nuansa baru yang tak boleh, dan sekarang berkanjut larut.

terlalu dekat...

perasaan ini bukan sekedar suka (sekaarang), berubah sayang, tulus memberi, ia pun tak pamrih.kakak,,, seperti kakah "sungguhan",,, terlalu nyata...
buatku merasa dosa.

iba, saya ingin segera kembali...
ah... andai sang waktu bisa diajak kompromi, biar saya diskusikan panjang lebar agar semua bisa kembali.tak usah terlalu dekat, tak usah diiyakan, tak usah dituruti, mungkin kala itu hati berkata salah,,,
dan nyatanya, terlanjur kenal, terlanjur tahu banyak, terlanjur mengerti, terlanjur sayang...
terlalu banyak dan...

bila semua sudah terlanjur,,,
biarkan ini menjadi cerita, melegenda dalam benak, tentang kesalahan, yang saya sadari benar itu salah, namun tak daya berkata tidak, seperti bukan pemilik raga bila dekat, seakan orang lain bila ada.
apakah pendosa ulung merasakan hal yang sama, merasa terlanjur, ia sadar, namun tak mampu menghalau,,,
apakah harus bernasib sama??
tak ingin, jangan sampai...

sekarang ku kan mulai berdoa. kepada dia sang Pengabul Doa...
tetapkan pertemuan ini dalam kebiakan, diawali dengan baik dan bila harus berakhirpun dengan baik. biarkan dia jadi teman dan kakak yang baik, tempat bercanda dan bercerita, tapi cukup lewat media saja. izinkan dalam kerinduan hanya bisa melihat dia, namun tak sebaliknya, buat dia tak bisa melihat saya... bak menatap orang-orangan salju dalam kotak kaca. jangan sampai berakhir benci... buat hati ini tidak selalu berfokus padanya... jadikan ia pelangi, yang siap indahkan hari,,, bukan matahari yang kemudian bisa kurasakan, cukup ku pandang, lalu ku merasa senang...

begitulah,,, kalau memang ada yang membaca, moga sejalan dengan apa yang saya rasa...

Sabtu, 04 Juni 2011

UTS PPD

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Kode/ SKS : KD 301/2 SKS
Kelompok M.K : Dasar Profesi


Petunjuk :
1. Bacalah setiap bagian soal dengan seksama sebelum anda menjawab
2. Soal yang diberikan berupa pernyataan yang membutuhkan pemahaman mendalam terkait perkembangan peserta didik
3. Anda cukup menjawab dengan membubuhkan kata benar atau salah disertai penjelasan menggunakan pemahaman dan teori perkembangan yang telah anda pelajari
4. Jawaban ditulis berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah UPI max 10 lembar disertai dengan daftar referensi yang jelas
5. Segala bentuk dan unsur plagiasi yang dilakukan mahasiswa akan menyebabkan kegagalan dalam ujian ini.
6. Selamat mengerjakan.

1. Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang membahas tentang perkembangan psikofisik individu, dalam memperlajari perkembangan tersebut terdapat istilah-istilah pokok seperti pertumbuhan, perkembangan, kematangan, belajar dan latihan. Konsep-konsep tersebut memiliki makna yang sama dan saling berkaitan, (Benar atau Salah)
2. Perkembangan individu merupakan suatu hal sangat kompleks dan menyeluruh, karena didalamnya akan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, namun demikian lingkungan (environment) merupakan faktor yang paling menentukan keragaman individu dalam perkembangan. (Benar atau Salah)
3. Perkembangan pada hakekatnya memenuhi pola tertentu yang berlaku pada setiap individu tanpa terkecuali. (Benar atau Salah)
4. Perkembangan individu umumnya diawali dengan perkembangan fungsi yang diikuti dengan perkembangan struktur. (Benar atau Salah)
5. Salah satu yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran di sekolah adalah perkembangan psikologis siswa. (Benar atau Salah)
6. Perhatikan tabel berikut

NAMA IQ NILAI RAPOT
Dudung 129 9
Maman 102 8
Adun 131 9
Dilihat dari teori perkembangan kognitif maman merupakan contoh perkembangan siswa yang kurangoptimal. (Benar atau Salah)

Setelah menjawab semua pertanyaan diatas dengan seksama, kira-kira nilai apa yang akan anda dapatkan apakah A, B, atau C, Jelaskan!
JAWABAN


1. SALAH
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya bahwa psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang membahas tentang perkembangan psikofisik individu. Berikut beberapa pendapat para ahli tentang definisi psikologi perkembangan :
a. Menurut Monks, Knoers dan Haditono bahwa “psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersolankan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.”
b. Menurut Kartono bahwa “Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, masa anak bermain, masa anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesense menjelang dewasa.”

(REFERENSI: http://moeslemmuda.blogspot.com/2010/04/perkembangan-peserta-didik.html: Sabtu, 17 April 2010 handi agus H)

Maka kita dapat menarik kesimpulan, psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang pase-pase perkembangan individu dengan faktor-faktor yang menyertai prosesnya, baik itu berupa faktor internal maupun faktor eksternal.

Dan adapun beberapa konsep dalam bahasan psikologi pendidikan, diantaranya : pertumbuhan, perkembangan, kematangan, belajar dan latihan, yang itu semua memiliki keterkaitan satu sama lain, namun tidak memiliki makna yang sama.
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam jangka waktu tertentu.
b. Perkembangan
Perkembangan merupakan proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya dengan mengikuti pembabakan waktu yang teratur.
c. Kematangan
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi (titik puncak) dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu fungsi untuk menjalankan fungsinya. (Hurlock, 1956)

(REFERENSI: http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/22/definisi-pertumbuhan-perkembangan-kematangan-dan-penuaan/; Galih Rosy, November 22, 2009)

d. Belajar
Menurut Skinner dan Ngalim Purwanto, (1992 : 84) belajar adalah merupakan suatu proses adaptasi prilaku yang bersifat progresif dengan latihan dan pengalaman.

Jadi belajar merupakan suatu proses dimana individu mampu mengalami kemajuan dengan melakukan latihan-latihan, dan pengalaman yang ia alami pun akan membantunya dalam proses belajar tersebut. Ciri dari adanya kemampuan baru atau perubahan dapat dilihat bila terdapat perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
e. Latihan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia latihan berasal dari kata latih yaitu belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu, jadi latihan merupakan kegiatan dalam hal pembiasaan dalam melakukan sesuatu sehingga menuju kemampuan yang maksimal.



2. Bisa BENAR, bisa SALAH

Sebelum menentukan apakah pernyataan diatas itu benar atau salah kita harus mengenal beberapa aliran psikologi yang membahas mengenai faktor penentu individu.
a. Aliran nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menetukan hasil perkembangannya. Menurut Nativisme, lingkungan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. (Purwanto, M.Ngalim, 1990: 14)

b. Aliran Empirisme
Aliran ini menyatakan bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau sejak pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia-manusia dapat didik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau empiris pendidiknya.

c. Aliran Konvergensi
Aliran ini berasal dari ahli psikologi bangsa Jerman bernama William Stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Terdapat dua aliran yang menganut konvergensi, yaitu aliran konvergensi yang lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada lingkungan, dan yang sebaliknya. (Purwanto, M. Ngalim, 1990: 15)

(REFERENSI: www.Wikipedia.com)

Dari beberapa uraian diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwa pernyataan : “Perkembangan individu merupakan suatu hal sangat kompleks dan menyeluruh, karena di dalamnya akan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, namun demikian lingkungan (environment) merupakan faktor yang paling menentukan keragaman individu dalam perkembangan”

Dapat dikatakn BENAR menurut orang yang menganut aliran konvergensi yang condong pada lingkunganlah yang lebih menentukan kondisi individu. Namun pernyataan di atas dikatakan SALAH meurutu orang yang beraliran nativisme.

3. SALAH

Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
2. Struktur mendahului fungsi.
3. Diferensiasi ke integrasi.
4. Dari konkret ke abstrak.
5. Dari egosentris ke perspektivisme.
6. Dari outer control ke inner control.

Dari prinsip ”Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan”, kita dapat mengetahui bahwa pernyataan “Perkembangan pada hakekatnya memenuhi pola tertentu yang berlaku pada setiap individu tanpa terkecuali” adalah SALAH karena pada kenyataanya tidak semua individu itu normal, jadi sebenarnya dalam pola perkembangan itu ada pengecualian, yaitu bagi individu yang abnormal, baik itu bersifat cacat fisik ataupun psikologis, karena akan ada satu atau beberapa aspek yang hilang dari individu tersebut, membuat ia tidak mengalami sebagian pola perkembangan yang ada. Terlepas dari itu, setiap individu akan tumbuh berkembang mengikuti pola yang ada, namun yang membedakan adalah dari aspek waktu atau ritme, seperti bunyi dari salah satu prinsip perkembangan “Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan”
(REFERENSI: http://www.placeschool.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82:perkembangan-individu&catid=49&Itemid=95&lang=ja Akhmad Sudrajat. Katiman Friday, 19 March 2010 04:15)
4. SALAH
Karena sebenarnya “Perkembangan individu umumnya diawali dengan perkembangan struktur yang diikuti dengan perkembangan fungsi”

Seperti yang dikatakan Nagel (1957), perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi ataupun dalam bentuk akan mengakibatkan perubahan fungsi.

Kita ambil contoh, perkembangan fisik secara structural yang akan mamapu mempengaruhi perkembangan motorik individu yang berarti perkembangan secara fungsional, seperti perkembangan kaki dan tangan yang sempurna (structural), yang kemudian diiringi dengan kemampuan berjalan, memegang, dan menendang (fungsional). Maka perkembangan itu itu berawal dari kematangan struktur yang dibarengi dengan kematangan fungsi.

5. BENAR
Kurikulum sebagai rancangan dari pendidikan, mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil daripada pendidikan. Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan dan di perkembangan kehidupan manusia, maka pengembangan kurikulum tidak dapat dirancang sembarangan.
Psikologi merupakan salah satu landasan dalam pengembangan kurikulum yang harus dipertimbangkan oleh para pengembang. Hal ini dikarenakan posisi kurikulum dalam proses pendidikan memegang peranan yang sentral. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar manusia, yaitu antara anak didik dengan pendidik, dan juga antara anak didik dengan manusia-manusia lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya, , manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-karakteristik individulainnya.
Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap bagaimana input, proses dan output pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
(REFERENSI: http://episentrum.com/artikel-psikologi/kontribusi-psikologi-terhadap-pendidikan/)
6. BENAR
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata —skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental, teori ini menyatakan bahwa perkembangan kognitif itu tidak datang begitu saja, namun dibutuhkan rangsangan dan sumber perubahan dari luar individu.
Tahapan perkembangan kognitif pada anak

1. Stadium sensori-motorik ( 0 - 18 atau 24 bulan )

Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensori motorik ini, inteligensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi simulasi sensorik.

2. Stadium pra-operasional ( 18 bulan - 7 tahun )

Stadium pra-operasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis, imitasi ( tidak langsung ) serta bayangan dalam mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis

3. Stadium operasional konkrit ( 7 - 11 tahun )

Cara berpikir anak yang operasional konkrit kurang egosentris. Ditandai oleh desentrasi yang besar, artinya anak sekarang misalnya sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi ini satu sama lain. Anak sekarang juga memperhatikan aspek dinamisnya dalam perubahan situasi. Akhirnya ia juga sudah mampu untuk mengerti operasi logis dari reversibilitas.

4. Stadium operasional formal ( mulai 11 tahun )

Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu :
Kapasitas menggunakan hipotesis, kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
Dari kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Maman adalah anak yang perkembangan kognitifnya kurang optimal jika dibandingkan dengan dua rekannya yang lain, bisa dilihat dari hasil raport Maman yang lebih kecil dibanding yang lainnya, ini menunjukan bahwa perkembangan Maman kurang optimal, kurang optimal disini bisa berarti ritme atau waktu yang dibutuhkan Maman untuk mencapai pola perkembangan kognitifnya lebih lambat dibanding yang lain, bisa juga karena salahnya metode pendekatan guru dalam menyampaikan bahan ajar.

Karenanya guru harus memahami perkembangan peserta didiknya dari berbagai aspek, sehingga tujuan pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa DepartemenPendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sunarto, Hartono, B.Agus. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/perkembangan-kognitif-pada-anak.html
handi http://moeslemmuda.blogspot.com/2010/04/perkembangan-peserta-didik.html: Sabtu, 17 April 2010

http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/22/definisi-pertumbuhan-perkembangan-kematangan-dan-penuaan/; Galih Rosy, November 22, 2009

WWW.Wikipedia.com
http://www.placeschool.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82:perkembangan-individu&catid=49&Itemid=95&lang=ja: Akhmad Sudrajat. Katiman Friday, 19 March 2010 04:15
http://episentrum.com/artikel-psikologi/kontribusi-psikologi-terhadap-pendidikan/
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/perkembangan-kognitif-pada-anak.html

resume makalah PPD

RESUME
MAKALAH-MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Disusun oleh
Gina Siti Fatonah 1005475



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Tujuh)
A. Pengertian Karakteristik Emosi
Kata emosi berasal dari Bahasa Latin yaitu emovere yang artinya bergerak menjauh. Emosi adalah pengalaman efektif yang disetai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi adalah warna efektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Warna efektif ini merupakan perasaan-perasaan yang sering mewarnai hari-hari kita, seperti senang atau marah.
Menurut Hurlock (1990) individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai dengan :
1. Melakukan control diri yang bisa diterima secara rasional.
2. Pemahaman diri
3. Menggunakan kemampuan kritis mental sebelum merespon
B. Jenis dan Sifat Perkembangan
1. Jenis perkembangan
a. Perubahan dalam ukuran
b. Perubahan dalam perbandingan
c. Perubahan wujud
d. Memperoleh wujud baru (berkembangnya pola pikir seolah menemukan wujud baru atau jiwa baru yang lebih dari sebelumnya. Dan perkembangan emosi termasuk pada jenis ini).
2. Sifat perkembangan
Perkembangan kemandirian emosional tidak terlepas dari pola asuh orang tua melalui interaksi. Disamping itu pola-pola tertentu dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak dan remaja berada.

Beberapa sifat perkembangan, yaitu :
a. Perkembangan berlangsung menurut pola tertentu
b. Perkembangan berangsur dari yang umum menuju ke khusus
c. Perkembangan tidak terputus-putus
d. Perbedaan kecepatan perkembangan akan terjadi pada tiap anak
e. Perkembangan dari bagian badan berlangsung masing-masing dengan kecepatan sendiri.
f. Sifat-sifat dalam perkembangan berhubungan satu sama lain.
g. Perkembangan dapat dikira-kira sebelumnya
h. Tiap-tiap orang yang normal akan mencapai masing-masing fasenya terakhir dalam perkembangan.
C. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
1. Berlangsung singkat dan berhenti tiba-tiba
2. Terlihat lebih hebat atu kuat
3. Bersifat sementara atau dangkal
4. Lebih sering terjadi
5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
6. Reaksi mencerminkan individualitas.
D. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak
Perkembangan emosi remaja memiliki karakteristik yang khas, rasa ingin tahu yang meliap, emosi yang labil, bertindak sembrono, dan sering bertindak sekehendak hati.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam diri remaja.
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan
2. Ketidak stabilan emosi
3. Adanya perasaan kosong karena adanya perombakan pandangan dan tujuan hidup
4. Adanya sikap menentang orang tua
5. Pertentangan dalam diri sebagai pemicu pertentangan dengan orang tua
6. Kegelisahan karean keinginan yang tidak tepenuhi
7. Senang bereksperimen
8. Senang bereksplorasi
9. Banyak berefantasi ,berjhayal, dan membual
10. Kecenderungan membentuk kelompok.
E. Karakteristik Perkembangan Remaja yang Paling Bermasalah
Masa remaja merupakan masa dimana fungsi-fungsi fisik mulai menunjukan perubahan dan kematangan, seperti keadaan hormonal. Sehingga bisa menyebabkan ketertarikan pada lawan jenis (hormone neuropinephirene), dan rasa ingin lebih dari orang lain (hormone dopamine) yang semua keadaan diatas dapat memicu timbulnya konflik, bahkan penyimpangan. Seperti pelarian kepuasan dengan mengonsumsi narkotika dan free sex.

Di makalah kelompok tujuh ini tidak menerangkan mengenai kondisi-kondisi emosi dan faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak dan remaja pun tidak dibahas dalam makalah ini.
Beberapa tambahan untuk makalah “Karakteristik Perkembangan Emosi Anak dan Remaja”

A. Kondisi Emosional
Kondisi emosional pada remaja sebenarnya tidak begitu jauh beda dengan keadaannya di masa kanak-kanak, namun dalam masa dewasa ini keadaannya dipengaruhi oleh stimulus yang lebih kompleks.
Beberapa kondisi emosional:
a. Cinta/kasih saying
b. Gembira
c. Kemarahan dan permusuhan
d. Ketakutan dan kecemasan
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar.
Berikut ini metode-metode belajar yang membantu perkembangan emosi:
a. Belajar dengan coba-coba
b. Belajar dengan cara meniru
c. Belajar dengan mempersamakan diri
d. Belajar melalui pengkondisian
e. Belajar dan berlatih dibawah bimbingan.























KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL KEPRIBADIAN ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Delapan)

A. Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, sebelum ataupun sesudah kelahirannya, yang mencakup perubahan tingkah laku, dan kemampuan sepanjang konsep perkembangan dari mulai masakonsepsi Sampai Mati. (J.P. Chaplin Dan Ross Vastad Dkk.)
B. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
1. Sigmun Frued
a. Fase oral (0-1 th)
b. Fase anal (1-3 yh)
c. Fase fhalis (3-5/6 th)
d. Fase laten (5/6-12/13 th)
e. Fase genikal (12/13- dewasa)
C. Makna Masa Remaja
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di awali dari berakhirnya masa remaja, para pakar psikologi memisahkan masa ini, karena masa ini merupakan masa transisi, karena pada masa ini seseorang sudah tidak dianggap sebagai anak-anak, tapi keberadaannya belum begitu berpengaruh di masyarakat.
Fase-fase masa remaja:
1. Masa remaja awal
Umumnya fase ini berlangsung dalam waktu yang singkat, pada fase ini fikiran seseorang cenderung negative, baik itu motivasi ataupun prestasi, baik akademik, atletik dll.
2. Masa remaja madya
Pada masa ini sudah mulai tumbuh pada diri remaja untuk hidup, mencari nilai-nilai dalam hidup, pada masa ini seseorang haus akan puja-puji orang sekitar, ini yang mengakibatkan seseorang bekerja keras dalam mencapai prestasi.
3. Masa remaja akhir (Masa kemahasiswaan )
Masa dimana seseorang telah menemukan pendirian hidupnya,
D. Ciri-Ciri Masa Remaja
1. Masa remaja merupakan masa peralihan
2. Masa remaja merupakan usia bermasalah
3. Masa remaja adalah masamencari identitas
4. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa
5. Masa remaja ditandai dengan sifat labil, emosi goncang, ekstrim, bersemangat, dan spontan.
E. Kebutuhan Remaja
1. Kebutuhan pengendalian diri
2. Kebutuhan akan kebebasan
3. Kebutuhan rasa kekeluargaan
4. Kebutuhan akan penerimaan social
5. Kebutuhan akan penyesuaian diri
6. Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai social
F. Berbagai Konflik yang Dialami Oleh Remaja
1. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan memuaskan keigninan sendiri
2. Konflik antara kebebasan dan rasa ketergantungan terhadap orang tua
3. Konflik antara kebutuhan seks dan agama serta moral
4. Konflik antara apa yang ia pelajari waktu kecil dengan keadaan nyata orang dewasa saat ini.
5. Konflik menghadapi masa depan
G. Tugas-Tugas Perkembngan Manusia
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja, diantaranya:
1. Menerima kondisi fisiknya sebgai kualitasnya.
2. Mencapai kemnadirian emosional dari orang tua
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Menemukan manusia model identitasnya.
5. Menerima diri akan kemampuan dirinya sendiri
6. Memperkuat self-control atas skala nilai
7. Mampu agar tidak kekanak-kanakan.
H. Penyimpangan atau Kenakalan Remaja
1. Seks bebas
2. Kecanduan narkotika
3. Kecanduan alcohol
4. Tauran antar remaja
5. Berkunjung ke diskotik

Beberapa factor yang menyebabkan tindak penyimpangan kenakalan remaja
1. Pola asuh orang tua yang salah
2. Keadaan lingkungan yang tidak kondusif,
3. Kondisi seseorang dalam menjalani hidup
Sebetulnya isi makalah ini tidak begitu sesuai dengan judul makalahnya, yaitu “Karakteristik Perkembangan Sosial Kepribadian Anak Dan Remaja” namun penjelasan di dalamnya tidak terfokus pada perkembangan social anak dan remaja. Penulis merekomendasikan beberapa poin di bawah ini sebagai acuan pengganti isi dari makalah kelompok delapan.
1. Pengertian Perkembangan Hubungan Social Remaja
Perkembangan hubungan social anak dan remaja berarti perkembangan seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialny, dimulai dari sejak ia lahir sampai ia dewasa. Pada awalnya manusia hanya berpusat pada egonya sendiri, seiring berjalannya waktu maka ia akan mulai mengenal lingkungannya, mulai dari orang tua, keluarga utama, keluarga besar, teman sebaya, dan masyarakat luas.
2. Karakteristik Perkembangan Social Remaja
Pembahasan perkembanagn social lebih ditekankan pada kelompok usia remaja yang banyak diwujudkan dengan bentuk kelompok kecil ataupun kelompok besar.
3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Social
1. Keluarga
2. Kematangan
3. Status social ekonomi
4. Pendidikan
5. Kapasitas mental : emosi dan intelegensi
4. Pengaruh Perkembangan Social Terhadap Tingkah Laku
Pola pikir dan tingkah laku remaja tidak sepenuhnya dibentuk oleh lingkungan, kadang remaja masih bersifat egosentris, lebih mementingkan hasrta dan pemikiran dirinya sendiri dibandingkan dengan konsep orang lain.
5. Perbedaan Individu Dalam Perkembangan Social
Perbedaan individu dalam hubungannya dengan lingkungan social tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Remaja yang mulai mengembabgkan kehidupan bermasyarakat maka ia telah mempelajari pola-pola social dengan kepribadiannya.






KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MORALITAS DAN RELIGIUS ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Sembilan)
A. Karakteristik Perkembangan Moralitas Pada Anak
Tiga tingkat dan tahap karakteristik perkembngan moralitas pada anak menurut Lawrance Kohlberg, yaitu :
1. Moralitas dengan paksaan (preconventional level)
Keadaan anak yang menenal nilai baik dan buruk dengan indictor apakah hal itu memberikan rasa menyenangkan atau menyakitkan bagi fisiknya
2. Moralitas dengan aturan (conventional level)
Anak hanya akan melukan segala sesuatu yang dianggap baik oleh keluarga dan lingkungan.
3. Moralitas setelah konfensional (postconventional level)
Usaha anak untuk melakukan tuntutan moral tanpa pengaruh dari pihak luar.
B. Karakteristik Perkembangan Moralitas Pada Remaja
Mitchell mengemukakan terdapat lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu:
1. Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang kongkret,
2. Keyakinan moral lebih berpusat pada yang benar dan kurang pada yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang lebih dominan.
3. Penilaian moral jadi lebih kognitif. Mendorong remaja lebih berani menganalisis masalah moral yang dihadapinya.
4. Penilaian moral menjadi egosentris
5. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal. Penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.


C. Karakteristik Perkembangan Religious Pada Anak
Pada dasarnya perkembangan religious anak akan sangan dipengaruhi oleh keadaan religus orang tuanya dan abagaimana mereka menanamkan hal-hal religious tersebut pada anak.
Tahap perkembangan keagamaan:
1. Masa anak-anak
a. Sikap keagamaan reseptif meskipun banyak bertanya
b. Pandangan ketuhanan yang antromoph (dipersonifikasikan)
c. Penghayatan secara rohaniah masih superfecial
2. Masa remaja
a. Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai pengertian
b. Pandangan ketuhanan diterangkan secara rasional
c. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam
D. Karakteristik Perkembangan Religious Pada Remaja
Perkembanagn religious pada remaja biasanya sangan didominasi oleh keadaan religiusnya di masa remaja. Perkembngan religious ini sangat penting karena dengan kepercayaan terhadap Tuhan akam mampu menyeimbangkan gejolak remaja dengan aturan Tuhan.
1. Masa remaja awal
a. Sikap negative menyebabkan remaja memandang orang-orang yang beragama secara hipokrit
b. Pandangannya terhadap Tuhan menjadi kacau karena banyak mendengar pendapat berbagai pihak
c. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic, sehingga mereka enggan melakukan kegiatan ritual
2. Masa remaja akhir
a. Sikap religious kembali karena kematangan intelektual
b. Pandangan dalam hal ketuhanan dalam konteks agama yang dianutnya
c. Penghayatan rohaniahnya kembali tenang
Terkadang remaja ingin mencari sendiri hakekat kebenaran agamanya, karena mereka ingin lebih faham atas apa yang mereka anut dan yang mereka yakini.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN DAN KARIER ANAK DAN REMAJA
(Makalah Kelompok Sepuluh)

Definisi “Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan karier Anak dan Remaja” yaitu, proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.

A. Konsep Kemandirian
Kemandirian merupakan sikap dimana seorang individu mencoba menghadapi persoalan hidup dengan menggunakan caranya sendiri tanpa ada interpensi dari pihak eksternal, dan meminimalisir bantuan dari orang lain. Kemandirian juga dapat diartikan sebuah posisi dimana individu bebas mengatur hidupnya, dan menerima sendiri segala konsekuensi atas apa yang telah ia kehendaki. Sehingga seseorang bisa disebut pribadi/individu yang sepenuhnya, dalam arti mampu mengendalikan sendiri kehidupannya, baik dari aspek fisiologis dan psikologis.
B. Karakteristik Perkembangan Kemandirian Pada Anak Dan Remaja
Pendapat para ahli perkembangan yang menyatakan:
1. Perkembangan kemandirian pada remaja:
Perkembangan kemandiriannya lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya.
2. Perkembangan kemandirian pada anak;
Perkembangan kemandirian pada masa anak-anak lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri

Karakteristik Perkembangan Kemandirian Anak
1. Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan sendiri dengan menggunakan sendok.
2. Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air
3. Usia 3-4 tahun : anak mampu ke kamar mandi sendiri
4. Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu.
5. Usia 8-10 tahun :anak sudah mamapu membenahai peralatan pribadinya seperti menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti, memasaka mi instan saat orang orang tua tidak di rumah.
C. Tipe-Tipe Perkembangan Kemandirian pada Anak dan Remaja
Perlu kita kita ketahui bahwa kemandirian dilihat dari beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh Havighurst (1972), yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Intelektual
2. Aspek Sosial
3. Aspek Emosi
4. Aspek Ekonomi
Steinberg (1995 : 289) membagi kemandirian dalam tiga tipe.
1. Kemandirian Emosional
Kemandirian emosional dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengelola emosinya, seperti pemudaran ikatan emosional anak dengan orang tua.
Menurut Silverberg dan Steinberg (Steinberg, 1995 :291) ada empat aspek kemandirian emosional remaja, yang lebih ditekankan pada kemampuan remaja menganngap orang tua adalah orang dewasa pada umumnya, sejauh mana remaja mampu berdiri sendiri tanpa bantuan emosional dari orang tua.
2. Kemandirian Behavioral

Kemandirian perilaku (behavioral autonomy) merupakan kapasitas individu dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan tanpa ada campur tangan dari orang lain. Baik dalam mengambil keputusan, tidak mudah goyah dalam pendirian dan pendapat, serta rasa percaya diri yang total.

3. Kemandirian Nilai
Kemandirian nilai (values autonomy) yang dimaksud adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk mengikuti tuntutan orang lain tentang keyakinan (belief) dalam bidang nilai. Kemandirian inilah yang paling terakhir seorang individu dapatkan.

D. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Kemandirian Anak dan Remaja
1. Gen atau keturunan orang tua.
2. Pola asuh orang tua
3. Sistem pendidikan di sekolah
4. Sistem kehidupan di masasyarakat
E. Konsep Karier
Definisi karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991).
F. Orientasi Karier Pada Anak Dan Remaja
Pendekatan karier bagi anak dan remaja bukanlah proses dimana anak dibentuk menjadi seorang yang khusus menggeluti salah satu bidang, tapi oreintasi karier pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan digelutinya kelak.
G. Karakteristik Fase Perkembangan Karier Anak dan Remaja Berdasarkan Usia
Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa mengkhayal)
2. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (sadar akan minat dan bakat yang dimiliki)
a. Sub tahap Minat (11-12 tahun biasanya hanya mengerjakan sesuatu yang sesuai minat mereka).
b. Sub tahap Kapasitas kemampuan (13-14 tahun mulai melakukan kehiatan sesuai kemampuan)
c. Sub tahap Nilai (15-16 tahunsudah mulai mengetahui pekerjaan apa yang dihargai masyarakat)
d. Sub tahap Transisi (17-18 tahun sudah mulai merencanakan karier mereka ke depannya)
3. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (tahap realistis, menyesuaikan minat dengan kemampuan)
H. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja
1. Faktor Internal (mitivasi dan kesadaran dalam diri anak)
2. Faktor Eksternal (lingkungan sekitar: keluarga, sekolah, teman sebaya)

I. Perkembangan Bahasa Anak Dan Remaja
1. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dapat diartikan meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik dengan lisan, tulisan, maupun menggunakan isyarat dan symbol, dalam konteks usaha seseorang agar dapat mengerti maksud orang lain dan dimengerti orang lain.


2. Karakteristik Perekembangan Bahasa Anak dan Remaja
Factor intelektual sanngat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa baru akan dimulai pada usia 6-7 tahun, disaat anak mulai bersekolah, namun prose situ sudah dimulai dari interaksi pertamanya dengan lingkungan terdekat, yaitu ibu. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang. Bahasa remaja banyak dipengaruhi oleh situasi lingkungannya. Seperti teman sebaya, yang interaksinya terjalin lebih intens, sehingga bahasa yang digunakan untuk berkomunikasinya pun disesuaikan dengan bahasa teman seusianya.

3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a. Umur anak
b. Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan anak
d. Status social ekonomi keluarga
e. Kondisi fisik

4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir, Perkembangan Kemandirian dan Karier


Tingkat Intelegensi





perkembangan bahasa


karier kemandirian
PERMASALAHAN ANAK SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
(Makalah Kelompok Sebelas)

A. Permasalahan Anak Dalam Pendidikan
Anak malas belajar merupakan salah satu permasalahan anak dalam pendidikan. Di bawah ini ada 2 faktor yang menyebabkan anak tersebut malas untuk belajar,yaitu:
1. Faktor intrinsik : berasal dari anak sendiri, misalnya lemahnya motivasi diri, kelelahan karena beraktifitas, dan membantu orang tua.
2. Faktor ekstrinsik : seperti sikap orang tua yang kurang perhatian, sikap guru yang apatis, terpengaruh perilaku buruk teman, suasana rumah kurang kondusif, dan sarana belajar yang kurang mendukung.

Adapun cara untuk meningkatkan minat belajar anak menurut pakar psikologis ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Mencari informasi
2. Buat kesepakatan dengan anak
3. Menciptakan disiplin
4. Menegakkan disiplin
5. Ketegasan sikap
6. Menciptakan suasana belajar yang kondusif

B. Beberapa Masalah Perkembangan Anak dan Implikasinya terhadap Pendidikan.

1. DISLEKSIA
a. Defenisi
Disleksia adalah gangguan perkembangan pada otak sejak lahir ditandai dengan ketidakmampuan belajar anak di usia sekolah dalam hal membaca dan menulis, atau ketidakmampuan belajar terutama mengenai bahasa yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata, membaca dan menulis meskipun anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, memiliki kesempatan pendidikan yang cukup serta memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal.

b. Penyebab
Kelainan otak bawaan sejak lahir disebabkan perkembangan otak pada masa janin yang mengalami hambatan/gangguan.

c. Ciri-ciri
Sulit mengingat huruf, angka, kesulitan dalam mengiramakan kata, mengenal posisi bunyi dan memisahkan kata perkata.


2. PHOBIA SOSIAL
a. Defenisi
Phobia sosial adalah gangguan perkembangan sosial anak dimana anak berada dalam kondisi irasional yaitu kecemasan yang berlebihan ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.

b. Ciri-ciri
1) Anak takut berintaraksi dengan lingkungan sosial
2) Anak enggan untuk berangkat kesekolah dan tempat-tempat keramaian.
3) Anak tidak mau berkenalan dengan teman sebaya atau orang lain, cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, cemas ketika berhadapan dengan orang lain.
4) Anak selalu menempel pada orang tua, tidak mau ditinggal di sekolah.
5) Rendahnya kepercayaan diri anak, memiliki konsep negative takut tidak di teriman di lingkungan.

c. Penyebab
1) Pola asuh yang salah sehingga perkembangan kemandirian sosialnya terhambat, misal orang tua dengan pengasuhan yang otoriter, atau overprotektif.
2) Trauma
3) Genetik/bawaan dari lahir

d. Perbedaan phobia sosial dengan anak pemalu/pencemas.
Pada anak dengan phobia sosial, dia menganggap segala perilakunya akan dinilai oleh orang lain. Pikirannya hanya terfokus pada hal tersebut sehingga membuatnya tidak mampu mengatasi rasa cemas. Sedangkan pada anak pemalu, ia hanya takut berinteraksi dengan lingkungan sosial sementara waktu, ketika sudah bisa beradaptasi, ia akan bergaul secara normal dengan teman-teman sebaya dan orang-orang disekitarnya.

3. HIPERAKTIVITAS

a. Defenisi
Hiperaktivitas adalah suatu gangguan perkembangan pada tingkat aktivitas anak, dimana anak memiliki aktivitas yang berlebihan (tinggi), ata suatu pola perilaku anak yang menyebabkan sikap anak tidak mau diam, tidak bisa focus perhatian dan impulsive (semaunya sendiri). Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak dan tidak bisa tenang.
b. Perbedaan overaktif, hiperaktif dan sindrom hiperkenetik.
1) Overaktif adalah keadaan dimana anak tidak mau diam, disebabkan karena anak kelebihan energy. Hal ini menunjukkan anak berada dalam keadaan sehat, cerdas dan penuh semangat.
2) Hiperaktif adalah keadaan dimana pola perilaku anak overaktif yang cenderung menyimpang ( tidak pada tempatnya) dan semaunya sendiri, terkadang menimbulkan kerusakan, mengganggu orang lain dan bisa membahayakan jiwa anak sendiri.
3) Sindrom hiperkenetik adalah semua bentuk aktivitas yang parah yang menyertai kelambatan dalam perkembangan psikologinya, misal dalam perkembangan bicara kikuk, kesulitan bicara.
c. Penyebab
1) Gangguan perkembangan otak pada masa janin di akibatkan keracunan kehamilan
2) Keracunan timbal yang parah pada masa kanak-kanak, menyebabkan gangguan proses perkembangan otak ditandai dengan kesulitan konsentrasi dan hiperaktif. Sumber produksi timbal yaitu batu battery,asap kendaraan, cat rumah yang sudah tua, bengkel produksi mobil bekas.
3) Infeksi Telinga, yang menyebakan lemahnya pendengaran sehingga perkembangan bahasa lamban dan perilaku menjadi hiperaktif.
4) Disfungsi neurologis, dengan gejala utama tidak bisa memusatkan perhatian.

C. Cara Mengatasi permasalahan anak
Adapun jalan keluar untuk mengatasi berbagai masalah anak dalam pendidikan tergantung dari masalah apa yang dihadapi anak, yang jelas peran guru dan orang tualah yang sangat dominan dalam pemecahan masalah anak dalam belajar.





















PERMASALAHAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
(Makalah Kelompok Duabelas)

A. Remaja
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan, bahkan dengan jalan yang kurang baik sekalipun. Dari sinilah permasalah remaja timbul.
B. Masalah yang Timbul Pada Masa Remaja
1. Perilaku Bermasalah (Problem Behavior)
Masalah yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behavior akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
2. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (Conduct Disorder)
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah perilaku menyimpang dari aturan dan norma social, seperti berlaku tidak sopan pada guru atau mempermainkan teman.
3. Perilaku Menyimpang (Behavior Disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol), biasanya remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri.
4. Kurangnya Perhatian (Attention Deficit Hyperactivity disorder)
Anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif.
5. Penyesuaian Diri yang Salah (Behaviour Maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan masalah tanpa berfikir panjang. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah.
Menurut Gunarsa (1989) ada beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
C. Implikasi Masalah Remaja Dalam Pendidikan
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Namun pemecahan masalah yang paling sederhana dengan pembinaan oleh para pendidik, dalam rangka pembinaan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya dan para guru khususnya:

1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja dalam masalah perkembangan fisiknya.
2. Memperhitungkan segala aspek menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersang-kutan.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan sekolah (parent teacher association).
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadian.